#Aku cukup tau dia dari sini saja… Aku cukup lihat dia dari sudut sini saja.
Aku, entah mengapa tak pernah berani mengambil tempat di dekatmu. Terlebih untuk bersebelahan denganmu. Aku tak pernah berani menatap matamu langsung. Tak pernah berani mengajakmu bicara. Meski sekedar menyapa. Meski sebenarnya aku menginginkan itu. Sangat ingini itu. Tapi selalu saja kepengecutanku yang jadi juara. Maka, ku pilih saja sudut ini untuk mencuri gerakmu secara diam-diam. Aku merasa aman menjadi latar tak tersentuh seperti ini. Tanpa perlu takut kau pergoki . Karna sungguh, aku tak kan mampu sembunyikan sipuan merah di pipiku jika tiba-tiba kita bersitatap. Jadi biarkan sudut ini mengamankan sisi gelapku sebagai pengagum rahasiamu.
Aku, entah mengapa tak pernah berani mengambil tempat di dekatmu. Terlebih untuk bersebelahan denganmu. Aku tak pernah berani menatap matamu langsung. Tak pernah berani mengajakmu bicara. Meski sekedar menyapa. Meski sebenarnya aku menginginkan itu. Sangat ingini itu. Tapi selalu saja kepengecutanku yang jadi juara. Maka, ku pilih saja sudut ini untuk mencuri gerakmu secara diam-diam. Aku merasa aman menjadi latar tak tersentuh seperti ini. Tanpa perlu takut kau pergoki . Karna sungguh, aku tak kan mampu sembunyikan sipuan merah di pipiku jika tiba-tiba kita bersitatap. Jadi biarkan sudut ini mengamankan sisi gelapku sebagai pengagum rahasiamu.
#Dan aku sudah bahagia seperti ini… dan dia sudah sempurna…
Selama sekian waktu kita bertemu, aku memang tak pernah benar-benar berinteraksi denganmu. Tak pernah merasakan bentuk perhatianmu. Tak pernah mendapatkan apa-apa darimu. Tapi percayakah kamu? Aku sudah
bahagia seperti ini. Hanya dengan melihat sosokmu melintas. Hanya dengan memastikan kamu hadir hari ini dan satu ruang denganku. Walau kamu di sana. Dan aku di sudut ini. Hanya dengan melihat kamu sehat hari ini. Hanya dengan melihat senyummu dari kejauhan. Meski senyum itu bukan untukku. Tak pernah untukku. Tapi aku bahagia karnanya. Dan kamu terlihat begitu indah. Senyummu. Caramu bicara. Caramu berjalan. Kamu… sempurna.
Selama sekian waktu kita bertemu, aku memang tak pernah benar-benar berinteraksi denganmu. Tak pernah merasakan bentuk perhatianmu. Tak pernah mendapatkan apa-apa darimu. Tapi percayakah kamu? Aku sudah
bahagia seperti ini. Hanya dengan melihat sosokmu melintas. Hanya dengan memastikan kamu hadir hari ini dan satu ruang denganku. Walau kamu di sana. Dan aku di sudut ini. Hanya dengan melihat kamu sehat hari ini. Hanya dengan melihat senyummu dari kejauhan. Meski senyum itu bukan untukku. Tak pernah untukku. Tapi aku bahagia karnanya. Dan kamu terlihat begitu indah. Senyummu. Caramu bicara. Caramu berjalan. Kamu… sempurna.
#Aku cukup di sini.. Dan dia cukup di sana..
Setiap kali menit-menit kebersamaan itu hendak usai, ada sebentuk ketidakrelaan yang mendadak menyeruak. Aku masih ingin denganmu, masih ingin merasakan kehadiranmu .Meski kamu di sana. Dan aku di sini. Tapi aku tak pernah menginginkan smua berakhir terlalu cepat. Aku begitu menikmati atmosfir di mana ada kamu di dalamnya. Menikmati sensasi getaran aneh saat menangkap bayangmu di ujung mataku. Namun sayangnya waktu tak pernah sedia kompromi. Memang aku lah yang harus mengalah.
# Dan dia…berlalu. Tanpa tau siapa aku.
Dan kamu pun senantiasa berlalu….begitu saja. Tanpa pernah menoleh padaku. Tanpa pernah mau menyapaku. Tidak. Kamu bukan orang yang sombong hingga tak mau menyapa. Tapi kita memang tak saling mengenal. Hanya kebetulan berada pada satu ruangan sama untuk sekian menit dalam satu hari. Dua kali dalam seminggu. Untuk sebuah keperluan yang kebetulan sama.
Bukan salahmu jika kamu tak pernah menyapaku. Karna aku yang lebih sering menghindar.. Cukup mengamatimu dari sudut sini saja.. Cukup tau kamu dari sini saja..Dan aku sudah bahagia seperti ini.
Dan kamu…sudah sempurna.
Kamu dan senyummu.
Sempurna.
*terinspirasi dari lirik lagu Evo, Aku dan Dia..
Dia seperti penerang malamku..
Dia seperti penyejuk siangku..
Dia..tak ku sangka dia balas pandanganku...
Dia begitu jauh di mataku
Dia begitu jauh di jangkauku
DIa..tak ku sangka dia balas senyumanku
Kami saling pandang tanpa bicara
sepertinya dia tau apa di hatiku tertera
dan waktu saat itu sungguh mengerti aku
dan dia...berlalu
tanpa tau siapa aku..
Aku cukup tau dia dari sini saja..
Dia seperti penyejuk siangku..
Dia..tak ku sangka dia balas pandanganku...
Dia begitu jauh di mataku
Dia begitu jauh di jangkauku
DIa..tak ku sangka dia balas senyumanku
Kami saling pandang tanpa bicara
sepertinya dia tau apa di hatiku tertera
dan waktu saat itu sungguh mengerti aku
dan dia...berlalu
tanpa tau siapa aku..
Aku cukup tau dia dari sini saja..
Aku cukup lihat dia dari sudut sini saja..
Dan aku sudah bahagia seperti ini..
Dan dia….sudah sempurna
Oh.. dia telah berlalu
tanpa tau siapa aku...
Ku cukup di sini
dia cukup di sana
dan dia berlalu tanpa tau siapa aku..
Oh.. dia telah berlalu
tanpa tau siapa aku...
Ku cukup di sini
dia cukup di sana
saya menangkap aroma rindu di postingan ini.. heheheh..
BalasHapushehe....emmh euuu ga ko, mas..ini kan cuman postingan aja *ngeles, xixixi*
BalasHapusehem .. ehem .. seiring seringnya hujan mengguyur garut, semakin banyak aja gadis yang memendam cinta dalam diam
BalasHapusMemang terkadang butuh keberanian untuk bs menyatakan perasaan kita pada seseorang, kenapa?karena penyesalan itu selalu ada dibelakang :)
BalasHapuseh-hmmm...
BalasHapuswaduh adik ku lagi fallin' in love rupanya...
Assalamualaikum mbak Hana..
BalasHapusAwardsnya sudah saya pajang di Blog saya.
thanks yah untuk Awardsnya. hehe
mengingatkan sama mantan,hihihi...
BalasHapusselamat siang, hv a nice monday ^^
maaf bila aku tak ngeuh...andai kau beri sedikit saja sinyal itu...tak perlu aku sekaget ini membaca kata hatimu seperti ini.
BalasHapusmaaf bila aku tak e'ngeuh...
*)
@ani : "cinta dalam diam"...ahiiiw istilahnya dalem bangett, hehehe
BalasHapus@seagate : tapi sayangnya keberanian itu sangat sulit untuk didapatkan, haha :)
@insan : hahaha, ngga ko mas...lagi dengerin lagu aja, trus tiba tiba ting! dapet inspirasi deh...hehe
@roe : waaalaikumsalam, mas...hehe alhamdulillah sudah berkenan menerima sebentuk apresiasi kecil dari saya ^^
@igum : selamat siang juga, have a nice day :)
@cilembu : hahaha,jadi malu saiah... ketauan dehh kalo slama ini naksir, xixixi... :D
yang penting antara satu sama lain tidak ada luka yang membekas dihati,kalau pun ada harusnya segera di selesaikan biar kedepan sama2 enak
BalasHapuspostingannya keren yaaaaa
BalasHapuslam kenal....
komment balik yaaa
follow jg
Teh Maaf baru posting awardnya
BalasHapushttp://arrrian.blogspot.com/2011/11/sang-rinai-hujan.html
hatur nuhun
@andy : hehe, oke bang ^^
BalasHapus@cari kerja : makasih yaa... makasih juga dah mampir di sini :)
Menyenangkan mengamati seseorang yang kita cintai dari jauh ya. hehe
BalasHapusSalam kenal. :D
@ila: hai ila,maaf baru sempet bales,hehe..
BalasHapusMenyenangkan,tapi juga menyakitkan..hehe..
'kita hanya bisa mengamati dari kejauhan,tapi dia sendiri ga pernah tau...ga pernah tau'