Social Icons

Pages

Senin, Juni 25, 2012

Perempuan Overdosis Sendu

Aku mungkin perempuan yang agak aneh. Bayangkan ini, sejumlah momen dalam hari-hariku kerap disarati kesenduan. Ketika sedang sendirian aku merasakan sendu yang menyayat. Atau terkadang dalam riuh kebersamaan, dalam gelegak tawa orang-orang terdekatku, aku merasa ada kemuraman turut membayang. 

Bahkan beberapa tahun terakhir setiap kali terbangun dari tidur siang, entah itu pukul tiga atau empat sore, aku disergap perasaan ganjil. Aku kesulitan menjelaskan seperti apa. Perasaan ini membuatku kelu, nyaris bisu. Maka aku hanya akan memberi tau sedikit saja, agar kau bisa mengira-ngira, meski mungkin ini tidak akan penting bagimu. Perasaan itu adalah sendu yang menyerangku dengan begitu hebat. Terlalu hebat hingga dadaku terasa ngilu. Jangan tanya mengapa bisa begitu. Mengapa sore bisa mendadak buram. Mengapa langit yang sekalipun cerah bisa terlihat mendung di mataku. Mengapa mejikuhibiniu seakan terserap kekuatan gaib dan hanya menyisakan hitam putih tersamar bagi dunia yang sedang kusaksi dari balik jendela. Aku pun tak tau mengapa. Perasaan itu hadir begitu saja. Lalu menghilang pun begitu saja. Hanya menyisakan bekas yang sulit terlupa. Serta tanya yang menggantung di lelangit kamar.


Dalam pada itu kenangan lama membanjir tanpa kuminta. Pedihnya, semua adegan jadi menggiriskan. Bahkan kenangan tentang tawa pun terasa jadi pilu, sebab semua tawa tak pernah benar-benar terulang untuk kedua kalinya bukan? Itu berarti aku telah kehilangan. Tentu saja, kehilangan adalah petaka terbesar pengundang kesenduan (Dan hei, rasanya aneh ketika harus menangisi tawa yang pernah ada) 

Atau yang paling sering muncul adalah kenangan tentang pantai. Pantai di kala senja yang pernah kusambangi menjadi momok mengerikan saat-saat seperti ini, karna ia menghunjam serupa belati. Dibuatnya aku merindu pada deburan ombak, pada matahari yang beranjak pergi... kerinduan yang nyaris membuat gila. Kerinduan yang absurd.

Tapi tak cukup hanya itu, setelah serbuan kenangan, kepalaku lebih tidak waras lagi. Aku mulai membayangkan tempat-tempat yang sepi… Padang ilalang adalah tempat yang favorit diproduksi kepalaku. Padang ilalang yang senyap, dan ada adegan aku berlari sendirian menerabasnya. Atau juga bukit sepi dengan pohon sebatang kara. Ada aku tengah terduduk di bawahnya, termenung sendirian menatapi cakrawala. Juga kadang tentang balkon yang dingin, lalu aku memainkan biola…Meski dalam kenyataan tak sedikitpun aku bisa pada alat musik satu ini bahkan tak pernah menyentuhnya,  namun kerap dalam khayalanku aku bisa memegang biola, memainkan nada-nada yang murung (jika kelak aku bisa memainkannya, aku berharap aku bisa memainkan Secarik Buram)

Lalu bagian favoritku lainnya adalah berkhayal duduk di kursi kereta, menatapi segala yang terlewati laju kereta, segala yang melintas dalam gerak kabur.

Aku perempuan aneh ya?

Tampaknya aku mengalami overdosis sendu.

Tapi meski kadang mengerikan, aku menikmati semua keganjilan ini. Menikmati kemurungan ini. Menikmati tikaman ngilu di dadaku. Meski dunia menjadi luar biasa suram, namun ia tetap menarik. Aku seperti melihat layar besar berisi film bisu bergambar hitam putih. Dunia tetap menarik. Dan Tuhan terasa lebih dekat. Murung itu sungguh indah..melambatkan butir darah...

Tak ada orang terdekatku yang tau tentang ini. Aku merasa mereka tak perlu tau. Sebab mereka takkan mengerti. Sebab tak ada kata sendu dalam kamus mereka. Sebab aku enggan dibilang gila padahal aku toh baik-baik saja. Cukuplah aku sendiri yang tau. Cukuplah aku yang mengerti. Dan kau pun tak mesti harus mengerti. Tak perlu kau sodori tisu atau sapu tangan ketika misalnya aku diam-diam menangis begitu saja. Cukup duduk di sampingku, diam saja. Biarkan aku murung sendiri. Aku tak butuh tisu. Aku hanya perlu melegakan sesak lewat air mata. Kau tak harus menghiburku, sebab aku tau cara menghibur diriku sendiri.

Ada banyak hal lain yang kulabeli sebagai bagian sendu dalam episode hidupku. Tapi cukuplah kau tau tentang ini saja. Sebab aku tak pernah mampu membahasakan senduku dalam cerita. Aku memang tak pandai bercerita, apalagi tentang hal seganjil ini. Semua lebih banyak bergumul di kepala, sulit kubuat gamblang hingga akhirnya kau mengerti lebih dalam. Namun tak perlulah kau mengerti banyak, aku hanya ingin kau tau, siapa aku dan mengapa aku kerap semurung itu seakan hidup tak lagi punya daya tarik. Tapi tunggu, jangan salah, hidup tetap menarik bagiku. Hanya saja aku memaknainya dalam cara berbeda.

Dan inilah aku. Perempuan overdosis sendu.



(Beberapa hari terakhir kesenduanku semakin menjadi-jadi setelah aku mengenali nadafiksi. Mereka kawan terbaik yang telah membuatkan aku dunia muram yang dikemas teramat cerdas. Tidak sepertiku yang tak mampu membahasakan sendu pada karya nyata, mereka menterjemahkannya dengan bahasa sempurna. Mereka hebat. Dan aku suka mereka. Aku suka dunia muram yang mereka tawarkan. Aku menggilai mereka seperti aku menggilai senduku)

Hujan yang jahat makin riuh tertawa
Melihatku pilu menangis
Dan aku seorang bocah yang kehilangan
Yang tak mampu kemana, terkatung di balik jendela

Akulah bocah itu. Yang tak mampu kemana. Hanya terkatung di balik jendela.

*Garut, akhir Juni 2012. Usai menonton Hachiko untuk ketiga kalinya dan menyimak video Secarik Buram nadafiksi untuk kesekian belas kalinya. Aku menangis terlalu lama malam itu.

29 komentar:

  1. Hadeuh nepi kakituna si Eneng,pami caket di ubaran ku Akang hihihi

    BalasHapus
  2. cerita yg mengharukan sekali nih sob,tapi mdh2an saja sobat bisa mengatasinya.

    BalasHapus
  3. dengan sendu sesungguhnya lebih mudah dalam menghayati sesuatu, hmmm.... begitu ya, Mbak.

    BalasHapus
  4. teteh,, ari ''mejikuhibiniu'' teh naon hartina,,, teu ngarti ???

    BalasHapus
  5. @dede : ah wios obatna mah hoyong dikintun katuangan ala Bapak Chef weh, hehehe :D

    @kampungku : haha, tapi saya menikmatinya ko.... :)

    @Dimas : hehe, thank u...
    makasih juga info nulisnya :)

    @akhmad : iya mas, kalo lagi sendu semua hal jadi lebih bermakna... :)

    @fairbet : hehehe, makasih :D

    @didin : amiin Ya Rabb, mugia leres kang..hatur nuhun kasumpinganna ^^

    @obat stroke : hehe, biasanya kalo kata anak muda mah yang kaya gini teh galaww...hehehe ^^

    @yusuf : merah jingga kuning hijau biru nila ungu....gabungan warna warna kang, hihi :D


    @kang Asep : muhun Kang, nanging duka kumaha sok sumping peraosan sapertos kitu..hehe :)

    BalasHapus
  6. menyapa sohib tercinta, memohon maaf lahir dan batin menjelang puasa.
    salam sehat selalu.

    BalasHapus
  7. ulah overdosis atuh neng ,,,
    secukupna wae kudu ditaker biar pas,,, :)

    sagala rupi ari over mah awon ,,, buka puasa oge ari overmah pasti kamerkaan ,,, :)

    wilujeng shaum neng ,,, salamna ka ibu rama ,,,

    BalasHapus
  8. hihihi si teteh sampai begitu ah......hehe tapi aku juga ngalamin gitu kok

    BalasHapus
  9. @desa : salam sehat juga kang, wilujeng mayunan sasih Siam :D

    @kang Asep : hehehe, siap kang...wilujeng ngalaksanakeun ibadah shaum :)

    @ace maxs : hehe, asiik ada temen yang ngalamin juga ^^

    BalasHapus
  10. semua orang pasti pernah mengalami hal yang serupa...tapi percayalah semua pasti akan ada jalan keluarnya....tetap semangat dan salam sehat ya mbak...

    BalasHapus
  11. percayalah teh.. pasti ada jalan keluarnya yang lebih baik..
    semangat..

    BalasHapus
  12. semua juga harus berusaha teh kalau misalkan kita serahkan semuanya kepadanya insa alloh semuanya ada jalan keluarnya teh

    BalasHapus
  13. asli kereeeen, tapi mungkin endingnya belum nemu ya gan ?

    BalasHapus
  14. salam kenal mbak,,, saya minat tuker link sama mbak gmn??

    BalasHapus
  15. siaaul.. kebawa suasana gw.. pekac....




    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe...... gapapa, biar saya ada temen nikmatin sendu.. :)

      Hapus
  16. Balasan
    1. belum nyampe ending...masih di medium cerita... dan saya masih suka sendu..hehehe :)

      Hapus

Hei sobat, komenin postingannya dunk... Tapi pleaaseee jangan ninggalin link hidup di sini yaa, makasih ^^