Wara Wiri Edisi Lapang Golf Ngamplang

Jika  ada pertanyaan “apa yang dilakukan para mahasiswa tingkat akhir menjelang musim penyusunan skripsi?” semua mahasiswa seantero negeri pasti bakal kompak ngejawab : ngurus skripsi laah. Tapi tidak begitu halnya dengan yang dilakukan segerombolan mahasiswa tingkat akhir dari FISIP UNIGA ini. Di saat mahasiswa lain sedang sibuk mengurusi skripsi, mereka justru sibuk berpiknik piknik ria. Sungguh mahasiswa-mahasiswa dudung bukan?  Tapi ironisnya, salah satu dari gerombolan mahasiswa dudung itu adalah saya sendiri. Hahaha… Yap, pada hari selasa 4 Oktober kemarin saya dan dua belas teman lainnya berwara-wiri ke Hutan Kota/ Lapang Golf Ngamplang. Yah, hitung-hitung relaksasi sejenak lah..sebelum nanti digeder ngerjain skripsai.

Acara wara wiri kali ini cukup sederhana, kami cuma maen ke Ngamplang, hutan kota plus padang golf. Alasan utama kenapa kami memilih Ngamplang adalah karena
masuknya gratis! Cocok sekali dengan kondisi dompet kami saat ini. Kami memang punya prinsip  "makan ga makan asal maen" . Dengan prinsip itu kami pun bertekad bulat untuk tetap pergi maen dalam kondisi apapun. Entah itu saat kami ga punya duit ato saat sedang dihadapkan pada tuntutan skripsi sekalipun. Hehe.. Akhirnya Ngamplang pun jadi pilihan karna tidak memerlukan pengeluaran yang terlalu besar. Tempat ini memang salah satu tempat favorit bagi warga Garut yang ingin menikmati suasana hutan kota, pelancong-pelancong gratisan macam kami,  anak-anak sekolahan yang numpang bolos, serta favorit bagi muda mudi yang pengen pacaran tapi ga punya modal, hahaha…

Lapang Golf Ngamplang merupakan salah satu objek wisata unggulan Garut. Terletak di Desa Ngamplang Kecamatan Cilawu, Garut, tepatnya di Jalan Raya Garut-Tasik km 7. Gerbang masuknya yang terletak di tepi jalan memudahkan akses bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke sini. Dari Garut Kota bisa menumpang angkot Terminal Guntur-Cilawu (berwarna putih-abu abu) dengan tarif sekitar 4 ribu/orang dari terminal.  Atau bagi pengunjung dari Bandung bisa menumpang bus Bandung-Tasik dengan tarif sekitar 12 ribu.

Kawasan wisata peninggalan Belanda ini dulunya pernah dikunjungi Charlie Chaplin, Ratu Belanda, PM Prancis dan orang-orang penting lainnya. Keren kan… hoho. Hingga kini Ngamplang masih sering dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Luas areanya sekitar 27 ha. Fasilitas yang tersedia antara lain lapang golf 9 hole, 13 shelter yang berada disetiap hole maupun di depan kawasan padang golf, 2 buah lapangan tenis, 1 lapangan bola volley, hotel, dua lapang parkir dengan daya tampung sekitar 50 kendaraan pribadi,dll. (sumber: pariwisata garut online)

Landscape yang berbukit-bukit dengan pepohonan rindang adalah pemandangan yang akan dijumpai di sana. Kesejukan, keindahan dan keasrian Ngamplang membuat tempat ini sering menjadi tujuan rekreasi keluarga. Namun sayangnya saat musim kemarau terasa lebih gersang dan berdebu. Sebaiknya berkunjung saat musim hujan. Tentunya pas lagi ga ujan dunk. Kecuali anda mau ujan-ujanan layaknya film India, heuheu apeuu...

Menjelang pukul sebelas lebih kami baru berangkat. Dari kampus kami di Simpang Lima kami menumpang angkot Sukadana lalu turun di perempatan Maktal dan naik angkot Cilawu, ongkos angkotnya hanya 2 ribu sampai ke Ngamplang. Saya sendiri berangkat pake motor karna bawa persediaan pangan untuk kami santap bersama di sana. 

Setiba di Ngamplang kami langsung makan-makan dengan bekal yang dipersiapkan dari rumah masing-masing. Tiap orang menyumbang berbagai lauk yang berbeda. Ada yang bawa ikan asin, tahu goreng, karedok, udang, tumis cabe bendot, dll. Rasanya nikmat sekali makan bersama dengan kawan-kawan di alam terbuka seperti itu. Kalo istilah orang Sunda nya mah, makan rame rame di tempat terbuka begini disebut “botram”. Biasanya botram dilakukan sambil ngampar alias lesehan agar lebih santai. Tapi karna lupa gak bawa tikar, kami akhirnya numpang makan di sebuah warung yang  kebetulan sedang tutup, menghadap ke jalan raya yang menghubungkan Garut-Tasik. Tentunya sebagai mahasiswa budiman kami bersihkan sampah yang berserakan setelah selesai makan. Bahkan saking budiman, seorang kawan saya sempat-sempatnya menulis surat untuk pemilik warung yang berisi ucapan terimakasih atas pinjaman lapaknya. Hahaha…. Padahal kan yang punya warung ga tau sama sekali lapaknya dipake makan.

Usai makan kami menjalankan misi utama dari acara wara wiri ini, yaitu sesi pemotretan ! Seperti yang pernah saya ulas di postingan wara wiri lainnya, teman-teman saya ini para banci kamera sejati. Tidak tahan kalau sedetik saja tidak berpose, hohoho..

Sekitar pukul dua lebih kami memutuskan untuk pulang. Walau wara wiri kali ini gratisan dan jaraknya dekat, tapi selalu terselip kenangan manis dan rasa syukur tak terhingga, karna kebersamaan yang tinggal sebentar ini selalu saja manis… Thanks God..^^