Social Icons

Pages

Kamis, Oktober 04, 2012

Saya dan Batu Tua Pada Oktober Muda



Ketika penat itu terasa sangat, rasanya saya memilih mengamini apa yang dikata Tigapagi. Menjadi batu tua. Yang tidak perlu mengukir mimpi menjadi seindah seelok permata. Tetap jadi batu tua. Begitu adanya. Serta jadi langit jingga, yang tidak perlu mengusik malam walau sedikit berbeda saya dikenang. Saya memilih begitu. Tetap menjadi batu tua, tetap menjadi langit jingga, walau lelah mencoba.

Tapi itu hanya separuh yang dimaui jiwa saya. Toh terkadang tetap saja saya mengurai asa. Sebab Tuhan lebih dekat dari urat nadi. Ia tentu mendengar. Sebagaimana Ia memahami setiap garis luka saya.

Tuhan ada lebih dekat dari urat nadi, mestinya saya kuat, mestinya. Ada Dia yang menyangga. Tapi memang segala lemah saya lah muaranya. Meski Tuhan lebih dekat dari urat nadi, saya yang bodoh ini tetap membiar jiwa merapuh.

Semua karna dunia memperlakukan saya dengan rumit. Sebagian menerima, sebagian abai. Eksistensi saya terbelah-belah. Ketika merapuh, saya dipaksa berdiri dan ditepuki sebagai inspirasi. Tapi ketika  mensejajarkan posisi, saya dikata tidak tahu diri.


Saya tidak tahu, tidak pernah tahu, sampai kapan mengambang tanpa kejelasan. Mungkin selamanya  harus terseok, antara sebagian diterima, sebagian diabai. Menjadi individu asing bagi diri sendiri. Gamang dengan identitas sendiri. Apa itu identitas? Siapa saya sesungguhnya?

Batu tua tidak buruk seperti apa nampaknya. Ia tetap bermakna, saya percaya. Langit jingga sendiri dicintai banyak mata yang merindu rupawan senja. Tapi menggenapi keutuhan dengan menjadi permata, dengan menjadi langit malam bergemintang, salahkah?

Pada akhirnya semua hanya jadi monolog. Dengan epilog seperti ini : Jika penat itu tiba, perih itu demikian menganga, saya kembali memutuskan jadi batu tua. Jadi langit jingga. Yang tidak perlu bermimpi jadi apa-apa. Menerima saja. Menjadi saya saja.

#hananuraini. Awal Oktober 2012.

Hei batu tua..jangan pernah mengukir mimpi menjadi seindah seelok permata..
Hei langit jingga, jangan pernah mengusik malam, walau sedikit berbeda kau ku kenang..
Tetap menjadi tua…tetap menjadi jingga walau lelah kau mencoba..*

*Batu Tua-Tigapagi. Lagu yang saya dengar setiap kali merasa lelah. Siang ini rapuh sekali…

pic from here

26 komentar:

  1. No matter what people say, just be your self and keep doing good thing in your life.

    Semua orang itu istimewa, karena masing-masing punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Trust me, you'll never walk alone :)

    BalasHapus
  2. semoga batu tua tidak membuat jiwamu tua juga guys:D
    mampir kesini bener bener kayak ngeliat hujan, tentram :)

    BalasHapus
  3. Batu Tua-Tigapagi...itu judul lagu toh mba? klu boleh tau lagunya sapa ya ?
    happy weekend teh

    BalasHapus
  4. bahasanya tingkat tinggi ..
    mata gue sampe bernanah ngebacanya ..
    keren deh , gue gak bisa bikin tulisan beginian ..
    gak sampe otak gue :P

    BalasHapus
  5. @seagate : makasih banyak mas, "smua orang itu istimewa", indah sekali. saya jadi inget, kemaren abis baca la tahzan (kemana aja yaak hari gini baru baca, orang laen mah uda pada khatam dari dulu,hehe), dan disana juga ditulis -kalo ga salah- jika engkau diciptakan sebagai pisang, jadi pisang saja...tidak usah meniru jambu (kalimat benernya lupaaa, hehe..tapi kira2 kaya gitu lah).. maka saya berusaha jadi pisang saja seperti adanya saya.

    @cepy : batu tuanya bikin saya jadi wise ko...ciailah, kepedean, hahaha :D

    @opik : hihihi....tigapagi itu saya sukaaaaa banget :) :)

    BalasHapus
  6. @reo : muhun kang, itu judul lagu dari Tigapagi, musisi indie asal kota Bandung :)

    @edotz : hahaha, sebenernya saya juga ga nyadar uda nulis apaan, wkwkwkwk... :D

    BalasHapus
  7. tulisannya menggugah setiap orang yang membca, nice post

    BalasHapus
  8. kata-kata yang indah dan menyentuh jiwa,.tulisan yang bagus teh.

    BalasHapus
  9. Berkunjung dan membaca riwayat yang sangat sendu,kata-kata yang tersusun rapi dan menyentuh jiwa.kunjungan pertama.datang dan berkunjung ke rumahku...

    BalasHapus
  10. hai admin rinai hujan. ternyata dikau jago berpuisi juga ya, hehehehe. nice post

    BalasHapus
  11. Belum pernah denger lagunya.
    Kunjungan perdana. Happy blogging.

    BalasHapus
  12. tak sedikit orang suka warna jingga.
    wilujeng wengi Neng

    BalasHapus
  13. kelihatannya hana sukanya band indie yg liriknya puitis2 ya..hehe

    BalasHapus
  14. @jelly gamat : makasih ya :)

    @kampungku : hatur nuhun kang, hehehe...

    @zoor : hehe, itu cuma sebuah tulisan sederhana aja ko kang, makasih kunjungannya :)

    @ace : makasih, hehe..:D

    BalasHapus
  15. @hendra : makasih udah mampir, coba dengerin deh, keren banget loh :)

    @wisata murah : hihihi, saya masih dalam tahap belajar ko :)

    @rohis : selamat hari raya Idul Adha juga ^^

    @pepep : iya kang, maka saya pun akan berusaha menerima saja jika memang harus menjadi langit senja...

    @opik : hehe, yupz betul sekali..telinga saya ini paling seneng sama lagu2 yang liriknya puitis atau filosofis, walaupun kadang saya ga ngerti artinya, hahaha :D

    BalasHapus

Hei sobat, komenin postingannya dunk... Tapi pleaaseee jangan ninggalin link hidup di sini yaa, makasih ^^