Saya sadar betul bahwa kisah asmara
saya yang terjal berliku membuat saya kerapkali merasa minder jika harus bicara
tentang cinta, hehehe. Tau apa kamu soal cinta, Hana, umpat saya sebelum
memulai tulisan ini. Tapi kali ini, sebentar saja, izinkan saya bicara. Tentang
cinta yang tak kehilangan hangatnya meski bersahaja, yang semua itu bersumber
dari sebuah karya apik bernama maha tanpa
huruf kapital.
maha
tanpa huruf kapital adalah sebuah buku yang ditulis Mas Bobhy dan Mbak Nhytha. maha tanpa huruf kapital bercerita
tentang keseharian dan perkembangan maha, panggilan dari Mahatma Ali El Gaza,
putra sulung mereka, yang kini telah jadi kakak bagi Suar Asa Benderang.
Nama-nama yang manis dan penuh makna. Sila kunjungi blognya di sini untuk mengetahui catatan keseharian mereka.
Kalian akan tau sendiri betapa menggemaskannya kakak beradik putra Bone ini.
Berulang kali membaca maha tanpa huruf kapital, berulang kali
pula saya dibuat haru dan meleleh. Apa yang saya rasakan selalu sama : ada
kehangatan yang menjalar di dalam dada setiap menyelami kisah mereka. Ada cinta
yang begitu memesona.
Saya terpikat dengan si kecil maha, dan
Suar juga, tentu saja.. kamu pun sama kerennya, Suar, hahaha..saya jatuh cinta
dengan senyummu yang terpampang di foto-foto facebook Ibu Nhytha. Tapi kali ini
saya bicara dulu tentang kakakmu, boleh ya? Hihihi… Jangan merasa terabaikan,
Suar, saya ngefans juga dengan kau, hei bocah imut.
Kembali pada kakak maha..
maha, dengan tingkah polah khas
kanak-kanak akan membuatmu turut riang saat mengikuti cerita demi cerita yang
mengalir. Terlebih, maha telah demikian “nyeni dan intelek” sejak belia. Bocah
kecil yang langka, haha. Ia sudah mengenal istilah emoyasi alias demokrasi di
usia sangat muda, hahaha.. *ngomong-ngomong kakeknya emoyasi apa kabar, maha?*
Dan catat ini: siapa yang tidak akan
jatuh hati pada bocah kecil yang menyukai Velvet Underground di usianya yang
baru menginjak tiga tahun! Velvet Underground! Kamu keren, maha!
Ah betapa saya berharap anak saya
kelak juga akan “indie sedari belia”, hahaha… Saya sudah merencanakan ini : kelak
jika saya telah menikah dan memiliki buah hati, akan saya “jejali” anakku dengan
Harlan Boer, Silampukau, Tigapagi atau mungkin Sigmun bahkan sejak ia masih
kanak-kanak., hehehe..Insyaallah. *menikah
sajalah dulu, Hana, jangan bicara tentang buah hati, kata seseorang di kepalaku*.
Kalau tidak salah, saya pertama mengenal
Mas Bobhy dari sebuah komunitas blogger di facebook. Mulanya saya hanya berniat
blogwalking, sebagaimana kebiasaan anggota komunitas untuk menjalin interaksi. Tapi
kemudian saya jadi tertarik dengan cerita-cerita sederhana keluarga kecil ini,
terlebih mas Bobhy sendiri penikmat musik indie. Saya pun invite akun facebook
mas Bobhy agar dapat sharing tentang musik indie. Saya juga sempat invite ke
Indienesia, komunitas penikmat indie yang sudah dua tahun ini vakum, hehe.. Bahkan
seingat saya, saya kenal Payung Teduh pada 2013 silam juga dari status mas Bobhy
di facebook. Itu zaman Payung Teduh masih belum setenar sekarang. Kemudian saya
juga berkenalan dengan Mbak Nhytha sehingga mengetahui cerita-cerita seru
perkembangan maha dan Suar di akun facebook beliau.
Kendati selama ini saya hanya bertegur
sapa via dunia maya saja dengan mereka, namun keluarga Mas Bobhy dan Mbak Nhytha
jadi inspirasi, bagaimana membangun keluarga indie yang bersahaja nan bahagia. Saya
belajar banyak hal dari keluarga ini. Kelak, ah, semoga saya juga bisa
membangun hal yang sama. Tentu saja jika calon pendamping hidup saya menyetujui
ini. Apa kamu menyetujui ini, megaloman? Hahahahahahaha.
Favorit saya dari maha tanpa huruf kapital salah satunya adalah ketika maha
melafalkan “bam toyib nda puyang puyang”, wainiii..membacanya saja saya sudah
tertawa. Andai saya bisa mendengarnya langsung.
Saya juga berandai-andai maha kelak jadi
seorang musisi, penabuh jimbe mungkin. maha, kalau sudah besar dan kau betulan jadi
musisi, kapan-kapan mainkan Semesta nya Maliq and D’Essentials ya. Atau itu,
Jajan Rock nya Harlan Boer. Lagunya asik, maha. Oh nah, kalau kau sudah besar dan
ada seorang gadis memikatmu, coba nyanyikan atau putarkan dia Ode tentang
Kecantikan dari Greats. Saya ramal ia akan jatuh hati padamu hanya dalam sekali
putar. Hihihi..
Selain itu, saya juga kagum dengan
coretan gambar maha. Amboi, jadi musisi cum pelukis itu keren, maha.. jadi
penulis juga pembaca puisi seperti ibumu juga keren. Atau mungkin Suar yang
menuruni bakat ibu Nhytha. Tapi jadi apapun itu, kalian berdua, tumbuhlah jadi
orang-orang keren yang rendah hati dan penuh kasih. Dan cintailah orangtua
kalian yang luar biasa ini..
Rasanya saya seperti sedang
menyampaikan amanat ya, hahaha… Maafkan saya, telah terdengar sok bijak dan sok
menasehati. Saya hanya berharap kalian tetap keren hingga menua nanti.
Begitulah.
maha
tanpa hurup kapital membuat saya jadi seorang yang penuh
cinta.
maha
tanpa huruf kapital dan tentu sosok maha sendiri adalah
perwujudan cinta yang luar biasa.
Meski telah tiga tahun berlalu, hingga
hari ini saya masih saja merasa takjub ketika mengenang saat di mana saya
mendapat tawaran dari Mas Bobhy untuk menjadi bagian dari kontributor buku yang
sedianya akan menjadi kado ulang tahun bagi maha. Bagi saya yang mencintai buku dan
menjadikannya bagian dari hidup, ide menulis buku bagi perayaan hari jadi buah
hati adalah sebuah ide yang luar biasa istimewa. Sama menyentuhnya dengan ide
menjadikan buku sebagai mahar pernikahan, seperti yang dilakukan Bung Hatta
tatkala mempersunting Rahmi. Atau Galang pada Sanggita, seperti dalam Niskala
nya Daniel Mahendra.
Betapa bahagia menjadi bagian dari maha tanpa huruf kapital.
Tak lama berselang setelah tawaran
itu, buku tadi terbit sudah. Sayangnya saat itu saya keburu kehabisan sehingga
nyaris saja saya tidak pernah tahu isi bukunya.
Namun segala sesuatu memang terencana
dengan baik. Barangkali buku ini memang direncanakan Tuhan untuk tiba di tangan
saya dengan cara yang lebih spesial. Buku yang menjadi kado ultah maha tahun
2012 ini beberapa tahun kemudian menjadi kado ultah saya yang ke 25 di 2015.
Bagaimana bisa? Bukankah mas Bobhy dan mbak Nhytha sendiri mengatakan buku ini
sudah habis dan belum dicetak lagi?
Jadi beginilah kisahnya…
Seseorang yang pernah bersama dengan
saya selama lima tahun -tapi kemudian kami harus terpisah karena satu dan lain
hal- menjadi perantara hadirnya buku maha di tangan saya. Rupanya menjelang
hari ulang tahun saya, beliau mengontak penerbit indie tersebut,meminta dicetak
satu saja untuk ia hadiahkan pada saya, padahal saat itu kami sudah berpisah. Dan
padahal buku yang diterbitkan disitu memiliki kuota minimal. Tidak bisa cetak
hanya satu buah saja. Saya tidak tahu pastinya bagaimana cara beliau sehingga
penerbit tersebut akhirnya bersedia mencetak satu saja buku maha ini. Yang
pasti, upaya beliau tentu tidak mudah.
Dan untuk itu saya sungguh berterimakasih..
Beliau memberikan hadiah terbaik sekalipun
kami sudah tidak lagi bersama. Darinya saya belajar bahwa ketulusan sebetulnya
tak mengenal batas. Selama kamu bisa memberi sesuatu dengan tulus, maka tak
jadi soal apakah bersama atau jalani kisah masing-masing.
Saya tidak tahu cara mendeskripsikan
perasaan semacam ini. Haru, pilu, rasa terima kasih yang begitu dalam..semua
bercampur aduk, bersama rasa bersalah karena saya adalah orang yang pernah
menyakitinya begitu dalam.
Saya menginginkan buku maha tanpa huruf kapital lalu dia mewujudkan itu, melalui sebuah
usaha yang tidak bisa dibilang sederhana. Jika kamu membaca ini, kamu tau, saya
sangat berterimakasih. Saat ini saya hanya punya doa: Semoga suatu hari Tuhan
membalasmu dengan memberikan keajaiban yang sama menggetarkannya.
Mas Bobhy, Mbak Nhytha,dan maha serta
Suar (jika maha dan Suar kelak juga membaca ini), saya mohon maaf jika tulisan
saya ini terlalu panjang dan juga sedikit membahas kehidupan pribadi. Maksud
dari tulisan ini sebetulnya sederhana saja: saya ingin berterimakasih, karena pernah
melibatkan saya dalam maha tanpa huruf
kapital sehingga dari sana saya belajar cinta.. Cinta kasih yang
menakjubkan dari orangtua untuk buah hati, cinta kasih sepasang suami istri
yang layak menjadi panutan, serta cinta kasih yang tulus dari seorang yang kini
telah saya anggap sebagai sahabat, sebagai kakak. Sekali lagi, terimakasih
telah mengajari saya arti cinta, melalui maha
tanpa huruf kapital.
Garut, November 2016
*menulis
ini sejak September tapi baru bisa selesai pada awal November karna terlalu sibuk mengejar harta duniawi, hahaha... Saya juga menulis ini untuk menghormati kebaikan Sidiq Bachtiar, semoga sehat selalu. NB : kepada calon pendamping hidup saya, semoga tidak keberatan. Bagaimanapun, kebaikan siapapun mestilah harus dikenang. Semoga kamu setuju.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusNumpang ya min ^^
BalasHapusBonus New Member 50%!!! Bukan server IDN maupun PokerV! Cobalah bermain di server baru 1G Poker hanya di kenaripoker,com! Proses deposit dan withdraw tidak basa basi langsung tinggal proses dan main saja bosku, dicoba keberuntungan kamu sekarang juga hanya di kenaripoker,com!
WHATSAPP : +855966139323
BBM : KENARI00
LIVE CHAT : KENARIPOKER,COM
Numpang posting ya min ^_^
BalasHapusBuruan yuk mampir di Y9POKER guys
*Minimal Deposit 10.000-,
*Minimal Withdraw 15.000-,
Disini kamu dapat mainkan 1 ID untuk semua game^__^
*Texas Poker *Capsa Susun
*Ceme *Bandar Capsa
*Ceme Keliling *Big Two (new game)
*Domino QQ
Y9POKER ada memiliki beberapa bonus menarik seperti
*Welcome Bonus 20%
*Bonus Referral 5%
*Bonus CashBack Mingguan 0.5%
*Bonus Next Deposit 5%
Buruan Join DIY9POKER !!
Hubungi Customer Service kami yang siap melayani kamu selama 7 x 24 jam Stay Online
Pin BBM : E36DAA23
WA : +6285261535211
LINE : Y9POKER
Live Chat : Y9POKER(.)Com
bagus sekali untuk dibaca kak
BalasHapusrecruitment alfamartku