Lebaran Tahun Ini...

Wew, baru bisa posting blog lagi ni.. Sibuk banget si soalnya, jadi baru sempet nulis. Maklum, artis dangdut kecamatan yang lagi naek daun, jadi banyak show sana sini, wkwkwkwkw apeuuuu..

Well, kali ini saya pengen berbagi cerita soal lebaran tahun ini.. Maaf kalo tar kepanjangan, saya orangnya kalo dah nulis crita suka susah berhenti si..hehe..Coba simak beberapa tulisan di postingan sebelumnya, panjang-panjang banget kan.  Sama kaya pas lagi nulis di diary, panjang-panjang juga. Tapi  walo panjang isinya mah tetep aja pada ga penting smua, yang pentingnya si paling sekalimat dua kalimat doank, hihihi.. Tuh kan dah mulai gaje gaje lagi.. Baiklah daripada saya  tar ngelantur kemana-mana lagi lebih baik saya mulai critanya…satu dua tiga..priitttt

Mmm untuk lebaran hari pertama dan kedua sih ga banyak yang bisa diceritain, soalnya  masih sama kaya tahun-tahun sebelumnya..Lebaran hari pertama diisi dengan solat Ied, silaturahim sama tetangga dan keluarga yang tinggal di Garut , terus puas-puasin tidur dan puas-puasin makan ketupat and the gank . Lebaran hari pertama saya makan sampe empat kali plus ngemil nastar nyaris setengah toples dan rujak asinan beberapa piring *ternyata antara laper sama rakus itu ga jauh beda yak, hehe*.. Lebaran hari kedua diisi ziarah ke makam kakek nenek dari bapak maupun dari ibu. Terus lanjut berangkat ke Cisurupan, kampuang halaman saya. Saya lahir dan besar di sana, di sebuah kompleks Panti Sosial milik Pemprov  Jabar tempat Bapak saya mengabdikan diri selama 20 tahun lebih. Tapi setelah bapak pensiun kami sekeluarga hijrah ke daerah Tarogong. Dan kalo dulu desa saya ada di kaki Papandayan, sekarang tempat tinggal saya berada tak jauh dari Gunung Guntur..tampaknya saya memang ditakdirkan ga bisa jauh-jauh dari gunung yak, hehe..

Naah walopun hari pertama dan kedua masih sama seperti tahun lalu, tapi ada yang membedakan momen Lebaran tahun ini, yaitu karna tahun ini keluarga saya jadi tuan rumah acara tahunan keluarga besar dari pihak Bapak. Sejak beberapa tahun terakhir, keturunan dari alm. Buyut Bapak sepakat mengadakan semacam acara kumpul akbar yang diadakan setahun sekali setelah Lebaran. Momen Lebaran dipilih karna pada saat lebaran lah para kerabat yang merantau akan mudik ke Garut, sehingga memudahkan untuk berkumpul dalam acara ini.

Setelah buyut kami serta semua anak-anak beliau (termasuk kakek saya) meninggal dunia,yang tersisa sebagai sesepuh tinggal generasi angkatan Bapak dan sepupu-sepupunya.  Khawatir kelak setelah mereka tiada lalu silaturahim akan terputus di tangan generasi muda,  akhirnya para sesepuh ini memutuskan untuk mengadakan acara kumpul tahunan yang diadakan secara bergiliran. Tujuan acara ini adalah untuk menjalin dan menjaga tali silaturahim antar keluarga. Tujuan khususnya agar generasi muda seperti saya bisa mengenal keluarga besar mereka.  Atau kalau dalam istilah Sunda, ga sampe "pareumeun obor" alias ga kenal sodara sendiri. Contohnya saja bapak saya dan salah satu sepupunya sangat akrab sekali saat masih kecil, tapi kini anak-anak mereka justru tidak saling mengenal. Miris sekali kan. Bayangkan jika nanti generasi angkatan bapak sudah tidak ada, bukan tidak mungkin silaturahim antar anak-anak mereka akan terputus begitu saja. Maka atas alasan itulah acara ini diadakan. 

Ide kumpul tahunan ini menurut saya sungguh sangat jenius, karna dengan cara seperti inilah generasi muda macam saya bisa mengenal kerabat yang selama ini jarang atau bahkan belum pernah bertemu satu kali pun karna jarak yang jauh maupun rutinitas yang menyita. Dengan adanya kumpul tahunan yang bersifat "semi wajib" ini mau tidak mau semua keturunan buyut saya Moh. Taif harus ikut berkumpul. Salut banget deh sama pencetus ide ini. Jarang sekali ada keluarga besar yang mengatur urusan silaturahim secara terorganisir seperti ini, sampe ada susunan ketua, sekretaris dan bendahara untuk memudahkan pengkoordinasian. Penyelengaraannya sendiri diadakan secara bergiliran. Tahun ini adalah tahun keempat  dan Bapak saya dapet giliran jadi tuan rumah. Jadinya selama 2 hari saya ikut bantu-bantu masak di rumah, dibantu beberapa adek-adek bapak. Bapak saya sendiri anak sulung dari 8 bersodara, *waw,sungguh keluarga besar yah,hehe..* Baru kali ini saya ngerasain masak rame-rame gini, berasa banget suasana kekeluargaannya..Walo kurang tidur dan badan cape banget, tapi seneng karna bisa berpartisipasi buat acara akbar ini.

Alhamdulillah pas Hari H berjalan cukup lancar. Namun sayangnya tahun ini tidak begitu banyak keluarga yang bisa datang dikarenakan waktunya agak mepet dengan jadwal masuk kerja. Bagi kerabat kami yang berdomisili di luar Kota Garut seperti Sukabumi maupun Bandung, terpaksa tidak bisa ikut karna khawatir terjebak macet arus balik sedangkan senin besok sudah mulai masuk kerja.  Jadinya buat tahun ini lebih banyak didominasi kerabat dari sekitar Garut saja. Agak sedih juga sih, mengingat harus menunggu tahun depan untuk bisa kumpul akbar berbalut nuansa Idul Fitri sperti ini. Tapi mudah-mudahan dikasi umur yang panjang agar bisa berjumpa kembali tahun-tahun selanjutnya. Amin..

Sesi resmi dari acara ini cuma berjalan sekitar satu jam setengah, dimulai dengan sambutan dari si babeh selaku tuan rumah, sambutan sesepuh, pengumuman untuk pengembangan kegiatan dan rencana untuk tahun depan, perkenalan keluarga, disambung kiriman doa untuk sesepuh yang sudah meninggal kemudian ditutup dengan prasmanan. Sehabis itu dilanjut ngobrol-ngobrol sampai sore. Hanya di momen- momen seperti ini suasana kekeluargaan terasa begitu kental..asa boga dulur kalo kata orang Sunda mah..soalnya selama ini yang saya kenal cuman segitu-gitu saja, padahal sodara saya teh banyak pisan geuningan..Tersebar di berbagai daerah pula. Istilahnya kan, ga perlu khawatir mau maen kemanapun kalo punya banyak sodara mah.

Sambutan dari sesepuh

Prasmanan

Untuk rencana tahun depan ada beberapa usulan. Antara lain membentuk rekening bersama yang dananya akan didonasikan untuk penyelenggaraan acara tahun selanjutnya, membuat album berisi foto masing-masing anggota keluarga yang nantinya akan dimiliki setiap keluarga agar minimal bisa saling mengingat melalui foto, serta menetapkan kesekertariatan agar nantinya benar-benar terorganisir. Hoho, keren banget dah. Udah mirip organisasi aja. 

Sepanjang acara, saya merasa bersyukur tiada henti.  Ada banyak hikmah dari silaturahim ini. Selain saling mengenal keluarga jauh, kami bisa merasakan kehangatan dan keakraban yang jarang sekali terjadi karna kesibukan masing-masing. Ini benar-benar nikmat yang tak terkira. Saya berharap kegiatan ini akan terus berlangsung, karna yang namanya persaudaraan tentu ‘'tidak akan pernah mati, tak akan berhenti'’..*lagu Efek Rumah Kaca, hehe*

Akhir kata, masih dalam suasana Idul Fitri, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir Batin..  Dan tentu saja: makasih banyak udah mampir di sini... ^^