Social Icons

Pages

Selasa, Desember 20, 2011

Curug Orok (Wana Wisata Angling Darma)

Abis jalan-jalan ke Lembang hari sabtu 3 Desember, Alhamdulillah pas hari senin tanggal 5 Desember saya diberi kesempatan lagi buat wara-wiri. Tampaknya Tuhan sedang memahami betapa saya sedang kecanduan ngetrip, hehe… *Thanks God*. Tapi maaf, postingannya aga telat ni dipublishnya, hehe..

Kali ini tempat yang saya kunjungi adalah Curug Orok yang berlokasi di Jl. Raya Bungbulang Desa Cikandang Kecamatan Cikajang, 35 km dari Ibukota Kabupaten Garut. Memiliki ketinggian 45 meter dan berada di atas ketinggian 250 M di atas permukaan laut. Merupakan satu dari sejumlah air terjun/curug yang terdapat di Garut selain Curug Cimandi Racun, Sanghyang Taraje, Cihanyawar, dll. Sebelum bernama  Curug Orok, curug ini bernama Curug Sanghyang Prabu Gebur. Nama Curug Orok konon berasal dari cerita tentang seorang wanita yang pernah membuang bayi hasil hubungan gelap di curug tersebut pada tahun 1968 *jangan tiru perbuatan inih, sodara sodara…hauuu* Ada juga yang mengatakan bayi tersebut dimasukan ke dalam karung kemudian diikat dan dijatuhkan dari atas air terjun. Anehnya ketika penduduk menemukan dan membuka tali karung, bayi tersebut sudah
raib, padahal karung masih terikat. Entah bagaimana kejadian persisnya, tapi sejak kejadian tersebut penduduk setempat menamainya Curug Orok (orok = bayi. Berarti curug orok kalo di bahasa Inggrisin jadi Baby Waterfall, hehe). Penduduk sekitar menyingkatnya CO (Ce O).  


Ketika pertama kali ke sana sekitar tahun 2000 an, objek wisata ini masih bernama Curug Orok, namun ketika saya mengunjunginya 5 Desember 2011 kemarin rupanya objek wisata ini berganti nama menjadi Wana Wisata Angling Darma, saya sendiri kurang tau sejak tahun berapa namanya berganti. Meski begitu tampaknya masyarakat Garut lebih akrab dengan nama Curug Orok. 

Dan berikut ini transportasi menuju Curug Orok :
  • ·         Dari terminal Leuwi Panjang atau Cicaheum, Bandung :
Cari elf (semacam metromini) jurusan Bandung-Bungbulang. Hanya satu kali elf dan anda sudah bisa sampai di CO. Jarak tempuh dari Bandung-Garut kira-kira 2 jam dan dari Garut-Curug Orok sekitar 2 sampai 2,5 jam. Ongkos dari Bandung-Curug kira-kira 18 ribu (Bandung-Garut 10.000 dan Garut-Curug 8.000).

  • ·         Dari Alun-alun Tarogong :
 Cari elf Bandung-Bungbulang. Ongkos dari Tarogong ke CO Rp. 8.000

Ada beberapa elf yang akan anda jumpai, antara lain elf Bandung-Cikajang, Bandung-Pamengpek, bandung-Sancang, dll. namun yang bisa melewati CO hanya elf Bandung-Bungbulang. Anda bisa membedakannya dari nama yang terpampang di kaca depan elf. Dengan elf Bungbulang hanya satu kali naik saja untuk bisa mencapai curug orok. Akan tetapi jika anda menaiki elf jurusan Bandung-Cikajang atau Bandung-Pamengpek, minta berhentilah di pertigaan Papanggungan dan dari situ anda bisa naik angkot biru-kuning untuk bisa mencapai Curug Orok
  • ·         Dari terminal Guntur
Dari terminal juga bisa menumpang elf Bungbulang. Intinya, dari manapun cari saja elf Bandung-Bungbulang, tentunya yang mengarah ke arah Bungbulang, bukan yang mau ke Bandung. Hehe… Atau cari angkot Garut-Cikajang , nanti turun di Papanggungan dan naik angkot biru kuning jurusan Curug orok. Angkot Garut-Cikajang 5.000, angkot Papanggungan-CO 3.000

Pertigaan Papanggungan

Dari Garut ke CO kira-kira memakan waktu 2 sampai 2, 5 jam, tergantung kecepatan elf. Elf terkenal suka ngebut, maka jangan heran jika anda nanti dibawa balapan macam di arena balap F1, hehe… Namun elf juga sering ngetem, alias berhenti di tengah perjalanan untuk mencari penumpang. Dan itu bisa memakan waktu yang cukup lama, sehingga perjalanan menjadi tersendat-sendat. Tanpa ngetem sebenarnya 2 jam juga sudah bisa nyampe. 

Begitu tiba di pintu masuk awal, anda akan menjumpai sebuah bangunan memanjang (penduduk sekitar menyebutnya los) yang biasa digunakan untuk menimbang teh. Terdapat warung dan bangku-bangku panjang untuk beristirahat sejenak. Anda juga bisa menjumpai para pemetik teh yang sedang beristirahat atau menimbang hasil petikan teh nya. 


Los

Wana Wisata Angling Darma

Tepat di seberang bangunan panjang beratap seng tersebut, terhampar pemandangan yang menyejukkan mata : perkebunan teh. 
 






Dari bangunan panjang/los anda bisa berjalan kaki sejauh 300 meter untuk menuju lokasi Curug Orok. Setelah 300 meter ada gerbang selamat datang, lalu bayar tiket seharga 6.000 per orang. Dari gerbang dapat terlihat penginapan, warung makan, bumi perkemahan, mushola, arena bermain anak, dll. 







Dari sana anda menuruni sekitar seratusan anak tangga untuk mencapai air terjun. Suara gemericik air terjun sudah bisa terdengar dari kawasan tersebut. 



Dan setelah menuruni anak tangga,  taraaaa….. inilah Curug Orok. Indah bukan?








Pas saya kesitu kemarin, debit airnya lagi kecil. Padahal biasanya debit airnya cukup besar.


Selain curug,terdapat pula kolam renang, gazebo, area perkemahan, area permainan anak, penginapan, mushola, rumah makan, dll. Sayangnya saat saya kesana, kolam sedang dalam kondisi kotor.

Puas berfoto-foto di sana, saya dan teman kembali ke atas. Jika turunan bisa dilewati dengan mudah, saat kembali ke atas rasanya ngos-ngosan, mirip saat menaiki  anak tangga Galunggung dulu, walo tentu saja anak tangga di Curug orok tidak seekstrim Galunggung yang jumlah anak tangganya mencapai 620 ! anak tangga CO hanya sekitar seratusan. Tapi buat yang jarang olahraga macam saya tetep aja cape sih, hehe… Untunglah rasa letih pupus begitu tiba di atas dan menyusuri jalan pulang. Suasana alam yang sejuk dan indah membuat perhatian saya teralihkan dari rasa lelah. Ditemani gerimis dan kabut, Saya kembali bersemangat menyusuri jalan pulang kembali ke jalan raya. 

Oh iya, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan saat mengunjungi CO :
  • Sebaiknya katakan pada sopir atau kernet/kondektur bahwa anda akan turun di Curug Orok. Hal ini lebih aman dibanding anda mencari-cari sendiri dimana kawasan Curug Orok. Jika kernet tau tujuan anda, anda akan diturunkan langsung di pintu awal CO.
  • Bagi anda yang menggunakan transportasi umum : sebaiknya jangan pulang lewat dari pukul 4 sore, karna transport biasanya sudah mulai jarang. Hal ini berdasarkan pengalaman saya kemarin. Kami terpaksa berjalan kaki sambil menunggu kendaraan lewat. Saya bahkan sempat putus asa karna takut tidak mendapat kendaraan pulang padahal saat itu jam sudah menunjukkan pukul setengah lima. Saking paniknya sampe ga bisa menikmati betapa indah dan menyejukannya berjalan kaki menembus kabut dengan didampingi perkebunan teh di kiri kanan jalan… mungkin jika saya datang lebih awal, saya akan  sengaja berjalan kaki dulu sebelum naik angkutan. Kapan lagi bisa berjalan-jalan di daerah yang sejuk dengan latar perkebunan teh.
  •  Sebaiknya datang lebih pagian karna menjelang pukul satu siang sampai sore akan terhalang kabut, kadang cuaca bisa sampai gelap seperti pukul lima sore padahal saat itu baru pukul dua. Selain itu di musim penghujan seperti ini menjelang siang hujan selalu turun nyaris setiap hari.
Sekian catatan wara-wiri saya kali ini. Ayo para penikmat alam, Curug Orok menawarkan view yang cukup mengagumkan loh.  Sayang buat dilewatkan ^^

9 komentar:

  1. wah seru pisan. di sukabumi mah aya curug cibeureumdi kaki gunung gede :D

    BalasHapus
  2. Saya suka namanya berubah jadi Wana Wisata Angling Dharma. Seperti nama film kolosal kesukaan saya dulu :D

    BalasHapus
  3. serem banget sih legendanya --"
    jadi pengeen kesanaa...

    BalasHapus
  4. @asep: kalo di Sukabumi saya pengen ke Curug Cigangsa dan Cikaso..curugnya spektakuler banget :)

    @jang: he em,kaya judul film kolosal Angling Darma :)
    tapi saya kurang tau kenapa dinamain wana wisata angling darma...
    Btw,thanks dah mampir ^^

    @syifa: kapan2 kesana aja,sejuk dan view nya juga bagus :)

    BalasHapus
  5. Airnya agak coklat ya teh ?
    Objek-objek wisata alam di garut masih banyak yg belum di jelajahi,semoga nanti dapat ke curug orok..salam kenal. :)

    BalasHapus
  6. keren nih,jadi mau wisata ke garut
    swiss van java

    BalasHapus
  7. @opik : pas saya kesitu airnya emang coklat, tapi kalo lagi musim kemarau jernih ko..coklat itu kalo pas musim hujan aja biasanya :D

    @syaiful : ayo atuh maen2 ke Garut, banyak tempat bagus looh..hehehe. Makasih dah mampir :D

    BalasHapus
  8. Garut.... hemmmmmm, sejak pertama kali mengenal Garut saya langsung jatuh cinta . Kota Garut, pedesaannya, perkebunan teh' perkebunan sayur, wilayah pegunungannya, semuanya sangat indah dan cantik. Sampai sekarang saya masih berpikir ingin tinggal di Garut.rasanya banyak sekali yang ingin saya lakukan di Garut. Tentu, saya ingin memberikan kontribusi nyata untuk mengembangkan pariwisata yang berkonsep pelestarian lingkungan hayati. Semoga suatu saat mimpi saya menjadi kenyataan.

    BalasHapus
  9. @tri : saya betah di Garut karna Garut indah dan sejuk (walo sekarang kayanya makin gerah juga dink, huhu). saya juga pengen banget Garut bisa punya objek wisata yang berkonsep pelestarian lingkungan hayati, saya dukung kalo nanti terealisasi :)
    makasih sudah mampir :) :)

    BalasHapus

Hei sobat, komenin postingannya dunk... Tapi pleaaseee jangan ninggalin link hidup di sini yaa, makasih ^^