Bagi yang sudah membaca postingan saya sebelumnya tentu sudah mafhum jika saat ini saya sedang dilanda jatuh cinta berjuta rasanya kepada sejumlah musisi indie. Nama Payung Teduh adalah salah satunya. Ternyata makin hari saya makin larut. Terpesona lirik, vokal, musik dan suasana meneduhkan yang dicipta Payung Teduh. Maka dari itu, ijinkan saya sekali lagi bertutur tentang keterpesonaan saya pada musisi yang satu ini. Saya tidak sedang lebay,hiperbolis atau apapun itu yang mengandung makna berlebihan. Saya jujur. Apa adanya.
Namun saya bukan seorang yang pandai menuliskan kata-kata cerdas, maka maaf jika kekaguman ini dituturkan lewat bahasa teramat sederhana. Bludak rasa yang lebih besar biarlah ada dalam hati saja, yang tampaknya juga sudah tak muat menampung ledakan ini. Bagaimana tidak, jiwa saya terwakili lagu-lagu mereka. Seakan menemukan belahannya. Kalian tentu mengerti, ketika jiwa menemukan sisi yang senada, ia akan sangat gembira bukan? Seperti mencari kembaran yang terpisah bertahun-tahun lalu dipertemukan. Seperti ada yang melengkapi. Meski tidak berwujud seutuhnya tapi sudah cukup merasa sempurna.
Kalian yang mengenal saya di jejaring sosial facebook tentu sudah tidak heran lagi jika hampir tiap saat saya menulis status mengenai Payung Teduh. Maaf jika kalian beranjak bosan, tapi saya tidak. Setiap hari, semenjak resmi menggilai musisi yang satu ini, lagu-lagunya senantiasa hadir menemani saya. Jadi tolong….. maklumi saya jika ingin kembali bertutur tentang mereka. Ah, kalian pasti mengerti… orang yang sedang jatuh cinta memang bisa sebegitu egoisnya. Ia akan tetap bercerita hal yang sama dengan luapan rasa yang sama atau kadang begitu besar, tak peduli dunia sudah mendengarnya berkali-kali..
Maka, biarkan saya bertutur. Lagi. Karna sungguh, saya sangat menyukai karya mereka…
Saya melihat Payung Teduh pertama kali di youtube (setelah baca postingan Mas Bobby saya langsung hunting videonya), waktu itu yang saya lihat adalah video Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan, saya terpana suara sang vokalis. Harus saya akui bahwa hal pertama yang membuat saya tertarik pada Payung Teduh adalah suara vokalisnya. Itulah yang menyihir pendengaran saya. Menurut saya power dari lagu-lagu Payung Teduh didukung sekali oleh karakter suara Bang Is sebagai vokalis. Saya juga melihat ekspresi yang begitu menyenangkan dari Bang Is kala membawakan lagu tersebut. Pembawaannya tenang, santai, enak sekali untuk dilihat. Bukan hanya suara, tapi performnya mampu menyihir mata saya agar tidak beranjak dari layar.
Lalu hal lain yang membuat saya suka adalah musiknya. Sebenarnya saya masih begitu awam dalam memahami istilah-istilah dalam musik sehingga kesulitan menjelaskan maksud dari perasaan saya. Saya cuma bisa bilang musiknya meneduhkan, menghanyutkan. Mereka sendiri tidak menyebutkan dengan pasti genre musiknya dan menyerahkan pada pendengar. Sedikit gambaran, musik mereka kental dengan folk dan ada sentuhan keroncongnya juga. Kita akan dibuat larut dalam nuansa tempo dulu yang manis dan menggetarkan.
Selanjutnya adalah tentang lirik. Mendengar lagu Payung Teduh seperti sedang mendengar puisi dinyanyikan. Puitis sekali. Indah… Tidak begitu sulit dicerna tapi sekaligus juga tidak mudah ditafsirkan.
Kesan lain yang saya rasakan dari Payung Teduh adalah tampaknya mereka menggilai malam hari. Pada sejumlah lirik lagunya terdapat kata malam. Dan memang rasanya lagu mereka jadi lebih nikmat ketika didengarkan pada malam hari. Sejak mengenal Payung Teduh malam-malam saya jadi dipenuhi imaji seperti ini: berada di sebuah balkon, menikmati lampu kota. Desir angin malam. Malam yang melankolis tapi tidak cengeng. Dan ada saya ditemani alunan lagu Payung Teduh…meresapi ketenangan yang sesungguhnya tidak tenang. Ada resah, ada rindu yang malu-malu, ada penantian, pencarian…
Sayangnya ketika tanggal 1 April Payung Teduh launching album kedua dalam satu acara bertajuk Menuju Senja Bersama Payung Teduh, an Intimate Afternoon with Payung Teduh, saya tidak bisa menyaksikan langsung. Sejak mendapat undangan via fb dari Bang Mondo “Sore”, saya berharap bisa ada di Aksara Bookstore Kemang pada 1 April… ingin merasakan indahnya Menuju Senja bersama Payung Teduh… tapi tapi tapi…alasan klasik selalu saja jadi kendala. Jarak, krisis keuangan yang masih belum pulih dari sejak beberapa bulan terakhir, ijin orangtua, ah…. Namun saya sungguh terkesan dengan respon mbak Sarah Glandosch yang dengan ramah menanggapi semua pesan di dinding undangan, meski isinya menyebutkan tidak bisa hadir. Keramahan yang menyenangkan. Semoga lain waktu bisa hadir… Ya, semoga lain waktu bisa hadir…
Hmm...Jadi, bagi anda yang menyukai lirik lagu puitis, senang menghabiskan malam dengan ditemani lagu-lagu sendu tapi maskulin, berteduhlah di bawah Payung Teduh meski malam sedang tidak hujan. Mungkin ingin lakukan seperti yang saya khayalkan : di balkon, menikmati temaram lampu kota…dengan segelas kopi. Lalu putar dan nikmati…… biarkan dewi malam menatap sayu, meratapi bulan yang memudar… biarkan bulan berjalan, menyambut senyuman matahari.. (Biarkan-Payung Teduh)
ijin menyimak artikel sobat,sambil blogwalking.
BalasHapuscerita hati yg menarik sob.
aku kira payung teduh emang beneran payung. ternyata nama band toh. hhoho
BalasHapusbelom pernah denger payung teduh tuh..maklum orang jaman baheula..hehe
BalasHapussigana komentar saya kemaren masuk spam deh neng..maap yah,
saya baru tau nih teh hehe.. sukses trus nih hehehe..
BalasHapusHadir Nden, mamanawian luyu kana namina, jadi tempat pangiuhan nu nuju guligah manah. salam
BalasHapussambil menyimak cerita teteh,sambil blogwalking juga ane.. :)
BalasHapusmaklum blogger masih cilik...
menikmati malam di balkon dengan secangkir kopi hangat sambil liatin bintang dan menghirup udara malam ;) love it..
BalasHapusboleh juga coba dunlud neh lagu..
salam kenaal mbak :)
ini band indie ya ^_^
BalasHapussaya baru tau nini, namanya unik payung teduh :)
kunjungan gan .,.
BalasHapusbagi" motivasi
kesuksesan tidak akan mendatangi anda, kecuali anda mengejarnya.,.
si tunggu kunjungan baliknya gan.,
Assalamu alaikum kak !
BalasHapustukeran bloglist yuk, link Anda sudah terpasang di "Blog Sahabat" SAGITA COM, cek sekarang ya dan segera pasang juga link saya di blog ini !
@kampungku : hatur nuhun kang :)
BalasHapus@syifa : hihi, itu nama band, neng geulis.. :D
@desa cilembu : lagu2nya Payung Teduh cocok juga loh kang untuk mengenang masa lalu, soalnya bernuansa tempoe doeloe, hehe..
emh, komentar yang mana yah kang?
@duniasharing : sukses juga untuk DS :)
@pepep : oh kantenan kang, antawis nami sareng karya aranjeunna tiasa janten payung pangiuhan kanggo guligah manah... :)
BalasHapus@hadiah apple : salam kenal, terimakasih sudah mampir.... :)
@ranny : selamat mendonlot dan menikmati karya mereka, salam kenal kembali :)
@nini : iya ni, ini band indie dari Jakarta...keren banget loh, hehe
@outbond : terimkasih sudah berkunjung...
@sagita : link sobat sudah terpasang :)
menyapa sohib desa, lama tak mampir..semoga selalu sehat dan selalu jadi kesayangan NYA...amin
BalasHapusTak KIra Karna Kehujanan neng hehehe nice info neng saya jadi tau ternyata ada band namanya kaya gitu hehe lam kenal sebelumnya :)
BalasHapustulisan yg menarik,, memang tulisan yg lahir dari hati,, jujur dan apa adanya,,, seperti mendengarkan seorang teman sdg bercerita tanpa bisa disetop,, hehe,, sukses yah,,!!!
BalasHapus@cilembu : amiin, makasih kang ^^
BalasHapus@krisnanto : salam kenal juga, thanks dah mampir... ayoo kenali mereka, karyanya keren loh :)
@Sri : amiin, sukses juga ^^
hehe ngga ko, tulisan ini hanya sesuatu yang sederhana :)
Setuju. emang nih band indie yang asek.
BalasHapussaya lagi dengar berulang2 lagu untuk perempuan yang sedang dalam pelukan,
mantab lagunya.
salam kenal
haha, itu juga lagu favorit sayaaa...kemaren ditampilin juga di radio show :)
BalasHapussalam kenal
BalasHapus6 dari 7 band fave kamu sama dengan band fave aku loh
hehehe belom sempet denger lagunya yang tigapagi
kalau aku sukses suka juga sama band itu, berarti semua band fave kita samaan :D
hei selvi, maaf saya baru balas... waaaaah senangnya, saya punya temen yang sama sama suka indie juga.. seneng banget rasanya kalo udah ketemu sesama penikmat indie :)
BalasHapus